Pages

Sabtu, 17 November 2012

GAMETOGENESIS




4. GAMETOGENESIS (Pembentukan Gamet)

        Pada hewan, fase diploid lebih dominan, sedangkan fase haploid terjadi pada gamet. Pada tumbuhan, fase haploid dan diploid sama-sama dominan. Pasa sel tumbuhan, fase haploid disebut generasi gametofit dan fase diploid disebut generasi sporofit.
Pada sel hewan, pembentukan gamet selalu terjadi di dalam tubuh individu diploid lewat proses meiosis. Pada tumbuhan, gamet-gamet diproduksi dalam individu haploid lewat proses mitosis.
Meiosis memegang peran penting dalam pembentukan sel kelamin / gamet dalam kelenjar kelamon (gonad), yang pada hewan jantan terjadi di testis dan pada betina terjadi di ovarium.

a. Gametogenesis pada tumbuhan
Pada tumbuhan angiospermae, benang sari (alat kelamin jantan) terdiri atas kepala sari (anter) dan tangkai sari (filamen). Gamet jantan (serbuk sari) dibentuk di kepala sari. Di dalam kepala sari terdapat ruang serbuk sari yang jumlahnya tergantung spesiesnya. Di tiap ruang ini terdapat sejumlah sel induk, yaitu mikrosporosit (2n) yang kemudian membelah secara meiosis sehingga terbentuk enpat mikrospora. Tiap mikrospora berkembang menjadi mikrospora dewasa atau serbuk sari. Tiap serbuk sari mengandung satu sel tabung dan satu inti generative yang siap membuahi. Peristiwa ini disebut mikrosporogenesis.
Putik (alat kelamin betina) terdiri dari kepala putik (stigma), tangkai putik(stilus), dan ovarium yang berisi bakal biji (ovul). Di ovarium terdapat sel induk (megasporosit) yang bersifat diploid. Setelah sel induk membelah secara meiosis terbentuklah empat sel. Namun, hanya satu yang bertahan menjadi megaspore sedangkan tiga yang lainnya mengalami degenerasi. Inti sel megaspore kemudian membelah menjadi dua, membelah lagi menjadi empat, kemudian membelah lagi hingga menjadi delapan inti haploid. Selanjutnya, tiga inti berada di dekat mikrofil, yaitu dua sebagai sinergid (pengiring) dan satu di tengah diapit sinergit sebagai ovum. Tiga inti lain berada di dekat yang berlawanan dengan mikrofil sebagai antipoda. Dua inti bergabung di tengah sebagai inti kandung lembaga sekunder. Peristiwa pembentukan gamet betina di aas disebut megasporogenesis.


b)      Gametogenesis pada Hewan

Gametogenesis pada hewan berlangsung secara meiosis. Dalam proses ini, kadang terjadi fase maturasi (pematangan), yaitu perkembangan dari hasil akhir meiosis yang tidak langsung menjadi gamet. Gametogenesis berlangsung di dalam alat kelamin jantan dan betina. Gametogenesis dibedakan menjadi dua yaitu Spermatogenesis dan Oogenesis, secara prinsip keduanya melalui cara pembelahan yang sama, namun hasil akhirnya berbeda.

1)    Spermatogenesis
Proses berlangsung dalam alat kelamin jantan atau testis. Dalam testis terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus. Pada bagian tersebut terdapat sel-sel primordium yang bersifat diploid. Sel-sel primordium adalah kelompok sel yang belum dewasa yang nantinya akan membentuk struktur khusus. Sel-sel primordium tersebut berulang kali mengalami pembelahan secara mitosis, di antaranya membentuk spermatogonium (induk sperma) yang nantinya akan menjadi sperma.
Spermatogonium bersifat diploid (2n), dalam pertumbuhannya spermatogonium mengalami mitosis membentuk sel spermatosit primer yang bersifat diploid pula, kemudian sel ini melakukan meiosis. Pada meiosis I, dihasilkan dua sel anakan yang disebut spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Pada meiosis II, tiap sel tersebut menghasilkan dua sel anakan, hingga  pada meiosis II terbentuk empat sel anakan yang disebut spermatid. Spermatid bersifat haploid, yang dalam pertumbuhannya mengalami maturasi membentuk spermatozoa. Sel spermatid dilengkapi dengan ekor sehingga spermatozoa dapat bergerak bebas jika berada pada media cair. Hasil akhir dari spermatogenesis adalah terbentuknya empat spermatozoa fungsional dari satu sel induk yang mengalami meiosis.

2)    Oogenesis

         Oogenesis berlangsung dalam alat kelamin betina, yaitu ovarium. Sel primordium dalam ovarium yang bersifat diploid ialah oogonium.  Dalam pertumbuhannya oogonium mengalami mitosis membentuk oosit primer yang juga bersifat diploid. Sel ini mengalami meiosis I sehingga membentuk dua sel anakan, yang satunya besar disebut oosit sekunder dan yang satu kecil disebut badan kutub primer. Keduanya bersifat haploid karena telah terjadi pembagian/penyusutan pada kromosom. Kedua sel ini mengalami meiosis II. Pada sel oosit sekunder juga dihasilkan anakan, yang satu besar disebut ootid sedangkan yang satu kecil disebut badan kutub sekunder. Pada badan kutub hasil meiosis I juga berlangsung meiosis II, dan hasil anaknya berupa dua sel badan kutub. Namun sel badan kutub mengalami degenrasi dalam perkembangannya hingga akhirnya mati, sedangkan ootid mengalami perkembangan menjadi ovum. Dengan demikian pada oogenesis, satu sel induk akhirnya membentuk satu ovum yang fungsional dan tiga sel bandan kutub yang tidak fungsional (tidak terlibat dalam pembuahan).

Berikut ini merupakan bagan spermatogonium dan oogonium





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar